Aug 26 2009
Traffic Analysis at Gadjah Mada University Campus and in Malioboro CBD area
A. KAMPUS UGM
Mohon dapat memberikan pendapat anda mengenai dua hal di bawah ini. Pendapat dapat diberikan dengan meng “klik” responses di bawah ini, dan isikan pendapat anda dalam “leave a reply”. Terimakasih.
1. Bagaimana pendapat anda mengenai penutupan pintu di UGM (mohon dapat memberikan uraian penjelasan mengenai pilihan anda) ?
a. Pintu ditutup selama 24 jam kecuali di bundaran UGM
b. Pintu dibuka pada jam kerja, sedangkan di luar jam kerja (hari libur dan malam hari) pintu ditutup (kecuali bundaran UGM)
c. Pintu dibuka selama 24 jam
2. Jika diberlakukan aturan: “melewati portal UGM harus memakai karcis/pengenal”, maka sebaiknya:
a. setiap yang masuk harus membayar karcis parkir
b. selain warga UGM harus membayar karcis parkir, sedangkan bagi warga UGM gratis
c. walaupun diberi karcis, tetapi tetap gratis bagi semuanya, baik warga maupun non warga UGM
Mohon disertai pula uraian (misalnya: asalkan hasil uang pungutan karcis parkir digunakan untuk penambahan fasilitas kampus)
B. MALIOBORO
Ada wacana untuk menjadikan Malioboro khusus untuk pejalan kaki, sepeda dan angkutan umum saja, sehingga masyarakat menjadi lebih nyaman berjalan-jalan di Malioboro, disertai dengan penataan di kawasan Malioboro sehingga menjadi nyaman untuk berjalan kaki. Ini memang sudah banyak diterapkan di pelbagai kota-kota di dunia, seperti kota-kota di Eropa Barat, misalnya di Amsterdam. Setujukah anda jika Malioboro hanya khusus untuk pejalan kaki, sepeda dan angkutan umum ?
Maaf pak,…saya mahasiswa fakultas Geografi UGM,… dimana bisa saya dapatkan software EMME/2 atau yang sejenis itu, yg bisa untuk analisis trafic transportation……..
Trims atas infonya…..
Jawab:
Program EMME/2 dan sejenisnya ada di Laboratorium Transportasi, Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik UGM. Untuk menggunakannya, silakan hubungi Kepala Laboratorium Transportasi Prof. Sigit Priyanto, email: spriyanto@mstt.ugm.ac.id
Salam
Ahmad Munawar
oh ya,…email saya di dam_daphul@yahoo.co.id atau DamarWK@gmail.com
Trims…
Assalamualaikum .Wr.Wb
pendapat tentang penutupan pintu
menurut pendapat saya,
Pintu dibuka pada jam kerja, sedangkan di luar jam kerja (hari libur dan malam hari) pintu ditutup (kecuali bundaran UGM)
karena di bandingakan pilihan A dan C pilihan Blah yang punya tingkat kerugian yang paling sedikit.
untuk pilhan A kerugianya adlah:
1. Menyebabkan kemacetan di sekitar bundaran ugm, karena semua orang yang harus kw ugm harus lewat bundaran ugm
2. Menyebabkan polusi yang berlebih, karena jarak yang ditempuh ke ugm lebih jauh, sehingga asapnya akan lebih banyak,hal ini juga menyebabkan masalah global warming
3. Membuat aktifitas ugm terhambat,khususnya aktifitas para mahasiswa, karena mereka harus muter jika ingin masuk ugm. Terutam mahasiswa yang tinggal di daerah lembah ugm,bulak sumur,daerah RS,panti rapih dan yang lain. Dan yang paling parah jika para mahasiswa merasa malas ke ugm, karena harus muter2
4. Membuat pengeluaran orang yang ingin masuk ugm bertambah banyak, karena jaraknya lebih jauh.
5. Menimbulkkan paradigma negatif terhadao ugm, yaitu ungkapan bahwa “ UGM ingin menutup kampus dan tidak mau berinteraksi kepada warga sekiitar”
Untuk pilihan C,kerugiannya adalah:
1. Kurangnya tingkat keamanan di lingkungan ugm,khusunya pada malam hari
2. Kurangnya kenyamanan, karena banyak orang yang masuk ugm
3. Memungkinkan terjadinya tindakan criminal dan tindakan asusila
4. Menjadi tempat nongkrong para anak muda
Dengan aleasn inilah mengapa pilihan B yang paling tepat,
assalmualaikum .
maaf pak, saya mau tanya , kalau mau lihat responsi2 bapak lihatnya dimanaya? karena saya cari tidak ketemu temu
terimakasih ats jawabannya
Jawab:
Untuk mengunduh (”download”) materi kuliah saya, klik Lectures. Untuk matakuliah Dasar-dasar Teknik Transportasi, klik bahan-bahan yang ada di bawah Introduction to Transportation.
Untuk pertanyaan no. 2 Jika diberlakukan aturan: “melewati portal UGM harus memakai karcis/pengenal”, maka sebaiknya:
saya memilih jawaban b. selain warga UGM harus membayar karcis parkir, sedangkan bagi warga UGM gratis, karena dgn berbagai alasan sebagai berikut :
1. Jika setiap yg masuk harus membayar karcis maka sangat merugikan bagi mahasiswa-mahasiswi UGM. Padahal, pada setiap semester para mahasiswa telah membayar BOP, yang seharusnya sudah termasuk biaya karcis parkir. Mereka yang berkuliah di UGM tidak seluruhnya dalam golongan orang yang mampu maka jika mereka diharuskan membaya karcis parkir setiap akan memasuki kampus, akan sangat membebankan pengeluaran setiap mahasiswa.
2. Walaupun diberi karcis, tetapi tetap gratis bagi semuanya, baik warga maupun non warga UGM ini juga sangat merugikan. Mengapa? UGM terkenal sebagai kampus yg sangat terbuka. Banyak diantara mereka yang memasuki wilayah kampus UGM hanya untuk sekedar jalan2, tempat nongkrong anak muda yang tidak ada manfaat. Apabila mereka yang bukan warga UGM diharuskan membayar karcis parkir, maka akan mengurangi minat orang-orang yang hanya sekedar ingin menggunakan UGM sebagai tempat nongkrong sehingga wilayah UGM tetap terjaga keamanannya dari kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat serta kebersihan kampus akan lebih terjamin. Selain itu, uang yang didapat dari pemasukan karcis parkir dapat digunakan untuk memperbaiki atau menambah sarana dan prsarana kampus yang dapat bermanfaat bagi warga UGM.
Menurut saya dalam pertanyaan nomor yang penggunaan portal . .
Saya berpendapat bahwa baiknya untuk warga UGM gratis sehingga kita bisa menyaring yang masuk dalam lingkungan UGM hanyalah warga UGM . .
Dan dengan penggunaan portal ini juga saya menyarankan bahwa semua pintu UGM baiknya ditutup dalam artian pemberian portal . .
Penggunaan portal ini juga selain warga UGM harus bayar untuk masuk . .
Terima Kasih . .
Assalamualaikum Wr Wb
Menanggapi hal kedua, yaitu
2. Jika diberlakukan aturan: “melewati portal UGM harus memakai karcis/pengenal”, maka sebaiknya:
a. setiap yang masuk harus membayar karcis parkir
b. selain warga UGM harus membayar karcis parkir, sedangkan bagi warga UGM gratis
c. walaupun diberi karcis, tetapi tetap gratis bagi semuanya, baik warga maupun non warga UGM
Menurut pendapat saya:
Pada poin (A) : Jelas ini sangat membebani warga/mahasiswa UGM yang setiap hari mobilitasnya keluar masuk kampus. Kalau harus membayar karcis lagi sepertinya akan memberatkan mahasiswa.
Pada poin (C) : Kalau biaya masuk gratis untuk semuanya, nantinya membuat orang luar Ugm dengan leluasa keluar masuk kampus Ugm, yang dapat menimbulkan efek pada faktor keamanan&kenyamanan jika semua orang bebas masuk kampus Ugm.
Saya setuju dengan poin (B) : Bagi warga/mahasiswa UGM di gratis kan, karena memang keseharian mahasiswa&mobilitas keluar masuk kampus& seharusnya parkir memang menjadi fasilitas dari kampus. Kemudian, untuk non warga UGM harus membayar karcis. Selain memberikan keamanan agar akses tidak terlalu luas bagi warga non UGM, tapi juga dapat dijadikan pemasukan untuk sistem parkir&keamanan kampus supaya dapat menjadi lebih baik ke depannya.
Terimakasih.
Assalamu’alaikum pak………
saya ingin menanggapi soal penutupan jalan malioboro.
menurut saya, penutupan itu ada dampak baik dan buruknya.
Ada 2 sudut pandang yang saya ambil disini:
1. Dari segi keamanan para pengunjung dan juga kenyamanan para wisatawan dapat lebih terjamin, selain itu akan merubah kondisi malioboro yang sesak dan penuh dengan kendaraan bermotor menjadi malioboro yang bersih dan rapi, sehingga menjadi ciri tersendiri bagi kota jogjakarta dan bisa menjadi contoh yang patut ditiru di Indonesia
2. Dari segi keadaan jalan-jalan di sekitar malioboro.
penutupan ini akan menjadikan keadaan jalan disekitar malioboro menjadi jalan yang macet dan rawan kecelakaan bagi para pengguna jalan tersebut. Karena jalan malioboro termasuk jalan yang padat kendaraan, sehingga dari aspek ini akan menyebabkan banyak kerugian bagi kelancaran perjalanan
Sebagai solusi, saya mengusulkan sebaiknya jalan malioboro tetap dibuka karena dampak negatifnya lebih besar daripada aspek yang pertama.
assalamualaikum wr,wb
saya akan menanggapi tentang diskusi yang kemarin kamis yaitu :
setujukah saudara jika jalan malioboro hanya diperuntukan untuk pejalan kaki dan bus kota saja .
tanggapan saya mengenai hal ini yaitu antara setuju dan tidak setuju
pertama,mngapa saya setuju.jika kita lihat dari faktor keamanan dan kenyamanan area malioboro,saya setuju akan hal di atas.karena selain mengurangi volume kendaraan,faktor kebisingan berkurang dan udara cukup segar karena pencemaran asap kendaraan berkurang,sehingga pengunjung akan betah dan nyaman di malioboro.
kedua,mengapa saya tidak setuju.misal ada pengunjung dari daerah yang cukup dekat seperti magelang,bantul atau purworejo..kebanyakan dari mereka akan menggunakan kendaraan sendiri..sedangkan jika jalan malioboro ditutup untuk kendaraan umum dan hanya bus kota saja yang boleh masuk..otomatis akan membutuhkan tempat baru untuk area parkir,sedang diskitar area malioboro sudah cukup padat,sehingga kemungkinan kita akan mendapat tempat parkir yang cukup jauh dari pintu masuk jalan malioboro..sehingga mau tidak mau pengunjung harus jalan kaki dari tempat parkir ke pintu masuk jalan malioboro..hal ini akan menambah kemacetan dan kepadatan jalan.karena kendaraan yang akan memasuki jalan malioboro dialihkan.selain itu,,pengunjung akan mengeluh karena harus jalan dari tempat parkir ke pintu masuk area malioboro.karena mungkin panas dan faktor keamanan juga yang nantinya tidak terjaga..selain hal diatas jalan malioboro adalh jalan yang paling strategis menghubungkan ke arah alon-alon /kraton.jika jalan tersebut ditutup untuk umum selain bus kota,otomatis warga yang akan menuju alon-alon/kraton harus mencari alternatif lain yang mungkin tidak se strategis jalan malioboro..
mungkin ini saja tanggapan dari saya
terima kasih
Assalamu’alaikum pak………..
Saya ingin memberi tanggapan soal pertanyaan kemarin, yaitu setujukah anda jika jalan malioboro di tutup, dan hanya kendaraan umum yang boleh lewat (angkutan kota) ?
menurut saya, penutupan jalan malioboro tersebut akan memberi dampak positif dan negatif. Dilihat dari aspek mana dulu,,,
kalau dari segi kenyamanan dan keamanan para pengunjung, tentu penutupan tersebut sangat baik, namun dari sisi lain, yaitu keadaan jalan di sekitar jalan malioboro, penutupan jalan malioboro tersebut menimbulkan kemacetan sehingga sangat merugikan bagi para pengguna jalan.
Dari uraian saya diatas, saya menjawab kurang setuju, karena dampak yang diakibatkan oleh penutupan jalan malioboro tersebut akan lebih kompleks, dan lebih merugikan banyak pihak.
Terimakasih
wassalamu’alaikum wr.wb
Assalamualaikum Wr Wb
Dalam pertanyaan nomer dua tentang penggunaan karcis untuk masuk ke ugm,saya sependapat dengan pilihan yang B,yaitu hendaknya setiap warga ugm diberikan kartu pass untuk gratis parkir dan bebas masuk ke areal ugm sehingga warga ugm tersebut tidak memerlukan biaya dalam akses keluar masuk ugm.Jika waera ugm dikenai biaya tentunya dapat menghambat akses keluar masuk ke ugm.
Selain itu untuk membedakan mana yang warga ugm atau bukan warga ugm.Dan orang yang bukan waga ugm dapat dikenai biaya parkir yang nantinya hasil dari biaya tersebut dapat digunakan sebagai dana dalam pembangunan atau perbaikan dan pemeliharaan sarana transportasi di daerah sekitar ugm seperti jalan dan tempat parkir misalnya.Sehingga dengan dana yang dibayarkan tersebut fasilitas dan sarana transportasi dapat terjaga dengan baik.
Terima kasih
Assalammualikum Wr. Wb.
menurut saya mengenai tanggapan pertanyaan nomor dua tentang “melewati portal UGM harus memakai karcis/pengenal” saya lebih memilih
b. selain warga UGM harus membayar karcis parkir, sedangkan bagi warga UGM gratis.
karena dari aspek keamaan dan kenyamanan di lingkungan kampus. menurut saya jika diberlakukan hal tersebut dalam segi keamanan dapat berdampak positif, karena jika seseorang dari luar yang notabenya bukan warga ugm akan masuk maka ia harus berfikir dua kali. pertama ia harus membayar karcis dan bila ia tidak memiliki kepetingan untuk datang ke ugm maka ia akan rugi. juga jika diberlakukan membayar karcis saat masuk maka otomatis tingkat keamanan di lingkungan ugm pasti akan semakin ketat karena pihak keamanan selain medapatkan pemasukan dari pihak ugm, juga mendapat tambahan dari karcis yang dibayar oleh bukan warga ugm. maka akan semakin sulit untuk orang lain untuk melakukan pencurian kendaraan atau lain sebagainya. kedua dari segi kenyamanan, jika diberlakukan ugm gratis untuk semua, maka dengan kata lain semua orang dapat masuk ke lingkungan ugm dengan seenaknya. tidak terkecuali untuk mahasiswa universitas lain atau sebgainya. jika hal ini terjadi maka di lingkungan ugm akan banyak orang dari luar yang tidak mempunyai kepentingan yang jelas, hal ini akan mengurangi tingkat kenyamanan kita di lingkungan kita sendiri atau bisa disebut tidak nyaman di rumah sendiri. dengan diberlakukannya membayar karcis saat di portal, seperti yang telah saya sampaikan tadi maka orang yang datang tanpa kepentingan yang jelas akan malas datang ke lingkungan ugm. dengan kata lain, kenyaman semua warga ugm dapat terkendali.
terima kasih
Assalamualaikum Wr.Wb.
Pak saya ingin menanggapi tentang malioboro yg hanya di lewati oleh pejalan kaki, sepeda dan angkutan umum saja.
Saya sangat setuju dengan hal tersebut, karena jika di berlakukan hal demikian, ini akan meningkatkan kenyamanan para pengunjung malioboro. Seperti yang kita ketahui bahwa malioboro merupakan salah satu icon wisata dari kota jogja. Jika seseorang akan berwisata ke kota jogja , pasti malioboro termasuk dalam agenda perjalanannya. Maka bisa di perkirakan jumlah pengunjung yang akan datang. Dengan padatnya para wisatawan saja jika di tambah lagi dengan kendaraan pribadi yang tidak terhitung jumlahnya, ini pasti sebenarnya sudah di sadari oleh kita semua, bahwa tingkat kenyamanan semakin berkurang dan polusi meningkat. Maka dari itu ada baiknya malioboro hanya di lewati oleh pejalan kaki, sepeda dan angkutan umum saja.
Memang benar jika ini di terapkan akan mengakibatkan kemacetan di beberapa ruas jalan di sekitar malioboro. Hal ini sebenarnya dapat ditanggulangi dengan pelebaran jalan atau di buat jalan alternatif untuk orang yang tidak ingin ke malioboro. Atau yang mau ke malioboro dapat memarkirkan kendaraannya di tempat yang dibuat khusus untuk pengunjung malioboro. Coba kita pikirkan lagi, jika hal ini diterapkan, sebenarnya kita akan mengurangi polusi kota jogja. Maksud saya begini, jika malioboro hanya diperuntukan untuk pejalan kaki, sepeda dan angkutan umum saja. Maka pada saat seseorang akan ke malioboro dengan menggunakan kendaraan pribadi, pasti akan mengalami kemacetan. Lama kelamaan ia akan berpaling ke kendaraan umum atau paling tidak busway yang paling nyaman jika hanya akan ke malioboro saja (juga didukung dengan promosi untuk memakai kendaraan umum) Dengan begitu, secara keseluruhan polusi jogja berkurang.
Catatan : jam operasi kendaraan umum hendaknya ditambah hingga malam dan halte busway di perbanyak.
Terima kasih.
Assalamualaikum Wr. wb.
Pak saya ingin memmberikan usulan tentang pemberlakuan malioboro sebagai daerah yang hanya dilalui oleh kendaraan umum dan hanya di khususkan untuk pejalan kaki.
Sesungguhnya hal tersebut merupakan terobosan yang sangat baik sehinnga keadaan daerah malioborro menjadi tampak lebih indah dan rapi jika diberlakukan sistem tersebut.Mallioboro merupakan salah satu obyek wisata budaya yang menjadi maskot kota Jogja dan sudah merupakan daerah konservasi budaya yang dilindungi negara yang wajib di jaga dan dilindungi kelestariaanya.
Jika seperi sekarang kita lihat sendiri daerah mallioboro tampak sangat sesak dan awut awutan oleh kendaraan yang parkir di pinggir jalan selain itu juga terjadi polusi di sekitarnya.
Jika benar - benar berhasil maka Mallioborro bisa menjadi perintis objek wisata yang memiliki sistem tata kota dan lalu lintas yang sama dengan negara di eropa barat dan tentunya kita tidak kalah jauh dengan mereka.Banyak pengunjung dari luar daerah yang datang dan bila mallioboro tata lalulintasnya semrawut maka akan membuat mereka tidak kembali lagi berkunjung.
Selain itu saya juga ingin memberikan saran tentang kendaraan dan akses ke mallioborro hendaknya dipermudah.Dan pihak pemerintah juga hendaknya menambah jumlah sarana umum ke sana dan jam jam angkutan umum tersebut ditambah untuk memudahkan akses ke sana.
Dan bagi pengunjung yang menggunakan kendaraan pribadi di berikan areal parkir yang letaknya tidak jauh dari obyek wisata dan diharapkan dengan sistem tersebut tidak membuat pengunjung dari luar daerah yang menggunakan kendaraan pribadi kesulitan dalam akses ke sana.
Terima kasih
Wassalam
Pertama, saya ingin menyampaikan pendapat saya tentang penutupan pintu.
Untuk pilihan - pilihan di atas saya lebih setuju dengan pilihan B.
Kenapa saya tidak memilih pilihan C, karena jika pintu tetap dibuka 24 jam, keamanan di lingkungan UGM akan menjadi lebih rawan. Pada malam hari yang dimana tidak ada kegiatan kuliah malah justru akan menimbulkan kesempatan kepada para pencuri atau pengguna yang tidak bertanggung jawab untuk memanfaatkan tempat - tempat sepi untuk berbuat yang tidak seharusnya dilakukan. Selain itu, kendaraan - kendaraan bermotor yang keluar masuk di lingkungan UGM selama 24 jam nonstop akan lebih menimbulkan polusi yang berakibat ketidaknyamannan warga kampus UGM itu sendiri. Pada malam hari jarang sekali ada kegiatan di kampus UGM, untuk apa dibuka terus menerus?
Untuk pilihan A, saya kurang setuju karena jika pintu ditutup selama 24 jam nonstop, laju lalu lintas di lingkungan UGM akan menjadi macet . Jika sudah begitu, kenyamanan dan mobilitas para warga UGM sendiripun akan terganggu dan menjadi menurun. Selain itu, UGM yang disebut sebagai kampus kerakyatan juga hanya menjadi kata - kata saja. Dengan ditutupnya jalan - jalan di UGM selama 24 jam nonstop, akan menjadi penghalang antara UGM dengan masyarakat sekitar. Padahal, di sekitar UGM banyak sekali warga kota Yogyakarta yang melakukan kegiatan sehari - harinya.
Jadi, menurut saya pilihan B itu adalah yang paling baik karena bisa menyeimbangkan antara pilihan A dan B . keamanan, polusi,mobilitas, dan interaksi kampus-masyarakat bisa berjalan seimbang.
Terima Kasih.
Untuk pertanyaan tentang karcis, saya lebih memilih untuk tetap gratis untuk semuanya .
jika diberlakukan sistem karcis, bisa jadi menimbulkan kemacetan di sekitar pintu karcis . para warga UGM sendiri yang ingin masuk ke area kampus UGM juga akan menjadi terganggu . Apalagi jika warga UGM juga diharuskan membayar karcis. Hal itu akan menambah beban para warga UGM. Padahal mereka sudah membayar BOP setiap semesternya. Yang didalamnya itu seharusnya mereka bisa menikmati fasilitas - fasilitas yang sudah tersedia tanpa harus membayar lagi.
untuk wacana tentang malioboro, saya setuju dengan penutupan malioboro sebagai jalan umum untuk kendaraan pribadi .
menurut saya, jalan - jalan yang ada di sebelah timur dan barat malioboro bisa menggantikan jalan malioboro sebagai jalan umum . karena jarak dengan jalan malioboro itu sendiri tidak terlalu jauh dan jalan akses keluarnya juga tidak jauh berbeda dengan jalan malioboro itu sendiri.
menurut saya, pada saat ini fungsi malioboro lebih ke tempat wisata daripada jalan umum . jadi jika wacana ini benar - benar dilaksanakan bisa jadi akan meningkatkan volume wisatawan yang datang ke Yogyakarta . Karena malioboro akan menjadi semakin nyaman dikarenakan polusi udara yang sangat berkurang.
Lagipula, jika ada pengungjung yang tidak kuat berjalankaki mengelilingi malioboro dapat mengendarai kendaraan” tradisional seperti delman dan becak . Tentunya, kendaraan tersebut bebas polusi .
Terima Kasih.
assalamualaikum.
untuk yang KAMPUS
1.sebaiknya menurut saya penutupan portal pada titik tertentu saja, tetapi titik yang sering digunakan sebaiknya tidak ditutup karena, pada titik ini kemungkinan masih mempunyai peranan penting pada masyarakat kampus.
banyak yang berpendapat penutupan portal ini menjadikan UGM menjadi kampus yang eksklusif yang notabennya dahulunya merupakan kampus kerakyatan. adanya kampus ini juga membuat beberapa golongan mahasiswa beranggapan kampus MENJADI SESUATU YANG BERBAU KAPITALISME
alasan lain juga karena jika portal pada titik tertentu ditutup(seperti pada jalan masuk ke fakultas maka hal itu akan menimbulkan kesulitan pada mahasiswa ssaat ingin mengadakan rapat atau kerja bareng,karena tidak mungkin kerja bareng atau rapat diadakan di kost ketuanya atau di angkringan. disisi lain jika portal dibuka selama 24 jam akan memperberat kerja pengamanan karena mereka akan bekerja jauh lebih keras. tetapi kita juga sebelum itu juga harus melihat bagaimana record keamanan di kampus UGM sendiri karena dengan begitu kita bisa tahu apa yang harus dan pantas dilakukan. tapi juga saat pengambilan keputusan harus dilakukan secara mufakat dengan persetujuan dari semua pihak masyarakat kampus termasuk juga mahasiswa yang merupakan penduduk dengan jumlah terbesar di UGM.
Sebetulnya penutupan ini merupakan skenario untuk menyelesaikan masalh lingkungan kampus yang hjarusnya kondusif dan sepi. tetapi telah melekat title kerakyatan pada kampus ini dan karena kampus ini juga telah menjadi sumber keramaian. Jadi, besar kemungkinan kalau portal ditutup maka akan menimbulkan kesemrawutan pada fikiran masyarakatnya karena ketidaktahuan atau karena tridak setuju. jadi sebaiknya jika akan memberlakukan kebijakan sebaiknya lebih dahulu dicapai kata mufakat pada semua fihak sehingga masalah tidak akan muncul(seperti demo dll).
sedangkan untuk pembayaran,saya pikir itu belum perlu. karena yang masuk UGM tidak semua dari keluarga orang kaya. sehingga jika ditarik pungutan maka itu akan memberatkan. ditambah lagi, masih adatarif parkir pada spot yang strategis di kampus jadi kita passti akan keberatan untuk membayar 2kali.
tetapi untuk warga luar UGM yang tidak punya keterkaitan apapun dengan UGM saya pikir itu bisa ditarik pembayaran karena jalan UGM bukanlah jalan umum(untuk jalan tertentu saja seperti jlan masuk ke kampus bukan jalan seperti di boulevard karna itu telah menjadi arena bagi rakyat).
tetapi untuk warga atau orang yang ada hubungan dengan UGM(alumni,mahasiswa,karyawan dsb) sebaiknya tidak perlu membayar karena mahasiswa telah membayar BOP dan SPMA jaddi kalu mahasiswa juga harus membayar untuk menikmati fasilitas yang ada di kampusnya maka yang patut dikatakan:
APA KATA DUNIA????????!!!!!!!!
mohon maaf jika ada salah kata.
untuk yang MALIOBORO saya setuju.
karena jika jalan malioboro tidak up maka akan banyak polusi yang disebabkan oleh kendaraan bermotor.dan juga karena MALIOBORO merupakan kawasan wisata jadi pasti banyak wisatawa yang jika juga banyak kendaraan maka juga akan meningkatkan resiko kecelakaan juga. disisi lain di area MALIOBORO juga banyak gedung bersejarah yang cukup tua usiany. sperti yang diketahui bahwa getaran kendaraan juga mempunyai efek pada gedung secara berkepanjangan. jadu, lebih baik kendaraan pribadi dilarang masuk dengan ctatan, harus ada angkutan massal yang bekerja sepanjang jalan MALIOBORO dengan kecepatan rendah seperti trem listrik agar masyarakat khususnya yang cacat merasa terbantu karena tidak harus berjalan kaki. Untuk yang masalah mengenai pejalan kaki, menurut saya akan sangat jarang yang berjalan kaki karena Indonesia merupakan negara tropis dengan cuaca yang panas . jadi kalau ingin yang ada di MALIOBORO berjalan kaki,maka fasilitasnya pun harus ada seperti jalan yang tidak berlubang, payung jalanan seperti yang ada di kota las vegas itu akan memberikan daya tarik tersendiri agar masyarakat mau berjalan kaki. ditambah lagi dengan jalur sepeda ontel sendiri dengan ojek ontelnya untuk menarik wisatawan plus sebagai lapangan kerja baru. dan untuk kendaraan pribadi diberikan fasilitas parkir yang memenuhi di kedua ujung jalan MALIOBORO. maka itu akan menambah kenyamanan bagi para pengunjungnya.
assalamualaikum wr.wb
untuk penutupan portal UGM menurut saya sebaik nya UGM hanya membuka portal pada jam kerja saja,dan hanya membuka 24jam di bundaran UGM saja.
karena apabila UGM membuka semua portal walau bukan saat jam kerja ini akan menyebabkan,banyak nya orang-orang yang tidak berkepentingan bisa masuk se enaknya ke dalam kampus UGM, jadi selain membuka portal pada jam kerja sebaiknya UGM juga memberikan aturan lain,misalkan selain warga UGM apabila memasuki wilayah UGM harus membayar karcis parkir.
karena dengan begitu mereka yang akan memasuki wilayah UGM akan berpikir dua kali kalau tidak memiliki kepentingan tertentu, terkecuali para mahasiswa,dosen dan staf UGM di bebaskan dari karcis parkir.
selain itu hasil dari karcis itu juga bisa di gunakan UGM untuk memanfaatkan pengembangan kampus, tidak seperti sekarang banyak oknum liar yang memanfaatkan lahan parkir di wilayah kampus UGM,jadi sebaik nya UGM meninjau ulang perihal lahan parkir di wilayah UGM yang bisa bermanfaat untuk UGM sendiri.
terimakasaih,,
assalamualaikum wr wb.
assalamualaikum wr wb.
untuk masalah penutupan jalan di daerah malioboro yang hanya di bolehkan untuk kendaraan umum,sepeda, dan pejalan kaki saja saya kurang setuju.
karena apabila jalan malioboro di tutup untuk kendaraan pribadi, ini akan menyebabkan bertambahnya volume kepadatan kendaraan di daerah sekitar malioboro. misalkan bagi para pengendara pribadi yang biasanya hanya lewat jalan malioboro untuk melakukan aktifitasnya,tapi karena jalan di tutup jadi mereka harus memutar arah,ini juga berdampak pada ekonomi yang berefek pada boros bensin.
selain itu apabila jalan malioboro di tutup walau akan mengurangi polusi di daerah malioboro dan mengurangi kemacetan tapi ini bukan menjadi suatu pemecahan masalah karena malah akan menimbulkan masalah di tempat lain, karena jalan malioboro di rancang untuk jalan bebas hambatan jadi tidak bisa sembarangan kendaraan berhenti di jalan malioboro itu sudah menyebabkan kepadatan di ruas jalan malioboro,lalu bayangkan bila jalan-jalan di sekitar malioboro yang tidak di rancang sebagai jalan bebas hambatan tapi karena jalan malioboro di tutup terpaksa kendaraan ini harus mengambil jalur tersebut yang akan menyebabkan kemacetan di sekitar malioboro.
jadi solusinya menurut saya, apabila jalan malioboro mau di tutup dan di khusukan untuk sepada,kendaraan umum, dan pejalan kaki saja sebaiknya jalan di sekitar malioboro harus di benahi dahulu, seperti di terapkan nya aturan di laran gparkir sembarangan di daerah tertentu,dilarang berhenti dan lain sebagai nya.
karena dengan begitu jalan malioboro akan jauh dari polusi, dan jalan di sekitar malioboro juga akan terbebas dari kemacetan.
sekian pendapat dari saya
terimakasih..
assalamualaikum wr.wb
Assalamualaikum.wr.wb.
Saya mau memberi pendapat saya tentang penarikan biaya parkir jika kita masuk wilayah kampus.
Saya sependapat dg option B.
Alasan saya memilih option B karena,tempat parkir adalah salah satu fasilitas yg disediakan ugm.jadi kita sbagai warga ugm tdk perlu membyar karcis parkir trsebut.jika kita membyar setiap masuk ugm,itu juga akan merugikan kita.kita harus siap selalu uang receh utk parkir.pdahal 1 hari kita beberapa kali k kmpus,it akn merugikan kita.
Lalu bgaimana kita merawat tempat parkir tersebut?
Maka dari itu,selain warga ugm harus membyar karcis parkir,dari situ lah kita mendapatkan biaya utk perawatan tempat parkir.
Bagaimana kita bisa membdakan warga ugm atau bukan?sharusny d setiap kendaraan ugm,dberi tanda pengenal semacam stiker kecil.dr situ kita dpt membedakan warga ugm atau bukan.
Sekian.
Terima kasih.
Wassalamualaikum.wr.wb
Assalamu’alaikum wr.wb
A. Kampus UGM
1. Menurut saya jika jika pintu masuk UGM ditutup,khususnya Jln. Pancasila yang akan menjadi akses utama masuk kampus UGM nantinya diberi portal dengan sistem buka-tutup selama 24 jam. Hal ini akan sangat menyulitkan masyarakat di sekitar UGM khususnya mahasiswa. Aktivitas mereka akan terganggu baik akademis maupun non-akademis dan dapat juga menimbulkan kemacetan. Hal ini juga bisa mencoreng jati diri UGM sebagai kampus kerakyatan. Karena UGM terkesan menutup diri dari lingkungan masyarakat. Sebenarnya maksud dari penutupan pintu masuk UGM ini memang bagus karena ingin maenciptakan lingkungan belajar yang lebih kondusif bagi mahasiswa. Tetapi hal ini justru menyulitkan mahasiwa jika akan masuk ke wilayah kampus karena harus muter terlebih dahulu dan jaraknya menjadi lebih jauh dan lama. Kebebasan bergerak di lingkungan kampus pun menjadi semakin terbatas dengan penutupan akses keluar-masuk di berbagai titik. Dan menyebabkan kemacetan di sekitar bundaran UGM, karena semua orang yang harus ke ugm harus lewat bundaran UGM. Demi keamanan dan kenyamanan kampus khusunya pada malam hari, Sebaiknya portal itu di buka pada jam kerja dan ditutup pada jam sedangkan di luar jam kerja (hari libur dan malam hari) pintu ditutup (kecuali bundaran UGM). jadi saya lebih memilih jawaban B.
2. Kemudian masalah diberlakukannya karcis bagi orang-orang yang masuk ke UGM. Seharusnya hanya dikenakan pada orang-orang yang bukan warga UGM. Mahasiswa tidak sewajarnya disuruh membayar karcis karena mahasiswa sudah membayar biaya operasional kampus dan sebagai warga UGM sudah sewajarnya mereka menjaga fasilitas dan lingkungan kampus. Berbeda dengan orang yang bukan warga UGM mereka hanya memakai fasilitas kampus. Jadi jika ada kerusakan fasilitas, UGM-lah yang menanggung dan yang bukan warga UGM bebas dari tanggungan. Untuk itu karcis perlu diterapkan bagi non warga UGM. Jasa parkir itu juga seharusnya tidak dipegang oleh swasta, tetapi dipegang sendiri oleh UGM. Sehingga uang itu dapat digunakan untuk biaya operasional jalan yang rusak. . Di jalan yang diberi portal juga harus dibangun gardu dengan penjaga dari SKKK minimal 2 orang di masing-masing gardu untuk mengidentifikasi siapa saja yang masuk ke areal kampus. Penempelan stiker juga harus diterapkan untuk membedakan civitas akademika dan pengunjung dari luar kampus. Stiker ini terutama diterapkan untuk kendaraan roda empat karena kendaraan ini dianggap paling memakan tempat. Dengan diberlakukannya system ini orang yang tidak berkepentingan di UGM akan berpikir 1000kali untuk masuk ke areal kampus. Sehingga lingkungan kampus dapat lebih kondusif sesuai yang diharapkan. jadi jawaban yang tepat adalah B.
B. MALIOBORO
Saya setuju jika di sekitar Malioboro hanya dikhususkan untuk pejalan kaki dan angkutan umum saja. Karena Malioboro merupakan tempat wisata yang banyak diminati oleh wisatawan, dan wisatawan itu lebih suka berjalan kaki. Selain itu tercipta kenyamanan dan keamanan di sekitar malioboro. Karena berkurangnya polusi kendaraan-kendaraan pribadi yang biasa lewat di malioboro. para wisatawan pun dapat berjalan leluasa karena di sekitar malioboro tidak lagi dipadati kendaraan pribadi yang di parkir disitu. Dengan demikian para wisatawan akan lebih banyak lagi yang berkunjung ke malioboro. hal ini dapat menambah devisa, dalam hal pariwisata.
Terima kasih atas kesempatannya untuk memberikan respon lewat web Bapak,..
Wassalamu’alaikum wr.wb
Menurut saya mengenai “Setujukah anda jika Malioboro hanya khusus untuk pejalan kaki, sepeda dan angkutan umum ?”
saya sangat setuju! mengapa?
malioboro merupakan salah satu tujuan wisata para wisatawan baik wisatawan domestik maupun luar negeri. Ini menyebakan malioboro merupakan tempat yang ramai dikunjungi orang dan karena itulah maliobro harus memberikan kenyamanan dan keamanan bagi para pengunjungnya. Dengan diberlakukan peraturan tersebut malah akan lebih banyak memberikan dampak positifnya.
1. Polusi udara dari berbagai macam kendaraan motor akan berkurang.
2. Pengunjung malioboro akan lebih nyaman dan berbelanja dari satu toko ke toko lain karena berkurangnya kendaraan bermotor yang berlalu lalang.
3. Pengunjung malioboro terutama bagi para wisatawan domestik akan terbiasa berjalan kaki sehingga menjadi lebih sehat bagi kesehatan tubuh.
4. Jika mereka naik kendaraan pribadi akan lebih banyak ruginya karena harus memarkir kendaraan dulu, membayar karcis parkir dan sama saja ujung-ujungnya jalan kaki, jadi tentu mereka akan lebih senang naik angkutan umum. Dengan begitu, para supir angkutan umum lebih banyak pendapatannya.
Bagi masalah banyaknya kemacetan yang akan terjadi di sekitar malioboro tentu dapat menjadi pelajaran bagi kita warga Indonesia dimana kita akan lebih menyenangi bepergian dgn angkutan umum dibanding membawa kendaraan pribadi yang hanya akan menambah kemacetan.
Assalammualaikum Wr.Wb.
saya ingin mengunkapkan pendapat saya mengenai masalah penutupan portal ugm serta mengenai masalah tentang malioboro
1. Bagaimana pendapat anda mengenai penutupan pintu di UGM (mohon dapat memberikan uraian penjelasan mengenai pilihan anda) ?
saya memilih option b yaitu :
b. Pintu dibuka pada jam kerja, sedangkan di luar jam kerja (hari libur dan malam hari) pintu ditutup (kecuali bundaran UGM)
Menurut saya dengan pintu yang dibuka selama jam kerja tidak akan menghambat lalu lintas di sekitar lingkungan UGM.tentunya aktivitas masyarakat sendiri termasuk aktivitas dari mahasiswa UGM sendiri akan lancar dan mudah dengan dibukanya pintu selama jam kerja.
Dan jika pintu dibuka selama 24 jam,maka sisi keamanan bisa saja terganggu.Bisa saja ada pihak - pihak tertentu yang memanfaatkan kesempatan dengan dibukanya pintu selama 24 jam.serta kenyamanan warga UGM pun juga bisa terganggu dengan adanya kendaraan yang lalu lalang dalam kurun waktu 24 jam.
Namun jika pintu ditutup selama 24 jam,tentunya akan menyebabkan kemacetan panjang di jalan - jalan di sekitar UGM.Karena jalan di kampus UGM biasa dijadikan sebagai jalur alternatif bagi masyarakat.Selain itu mahasiswa juga tidak bisa leluasa untuk melakukan aktivitas di luar kampus.Karena jarak yang ditempuh juga semakin jauh,tentunya itu akan memboroskan penggunaan BBM.padahal sudah seharusnya kita memulai penghematan BBM,karena itu termasuk kedalam sumber daya yang tidak dapat diperbarui.
2. Jika diberlakukan aturan: “melewati portal UGM harus memakai karcis/pengenal”, maka sebaiknya:
saya memilih option:
b. selain warga UGM harus membayar karcis parkir, sedangkan bagi warga UGM gratis
Jika pilihan pertama tentunya akan memberatkan mahasiswa dan juga warga UGM lainnya.Kecuali jika dijamin akan adanya perubahan fasilitas yang lebih baik lagi.seperti peningkatan tingkat keamanan.Mungkin pembayaran karcis merupakan solusi yang baik.
Untuk pilihan ketiga saya sangat tidak setuju.Justru dengan adanya pembebasan tarif parkir,akan mempermudah akses keluar masuk dari warga non UGM yang dapat melakukan halhal yang tidak diinginkan.Tentunya ini akan berdampak pada faktor keamanan dan kenyamanan.
Saya lebih memilih pilihan kedua.Karena dengan adanya pembebasan tarif bagi warga UGM tentu akan lebih mempermudah akses keluar masuk Kampus.Dan dengan adanya wajib bayar karcis bagi warga non UGM tentu akan membatasi akses keluar masuk bagi warga non UGM.
B. MALIOBORO
Saya setuju dengan dibuatnya malioboro sebagai kawasan khusus bagi pejalan kaki.Malioboro merupakan salah satu tempat wisata yang menghasilkan devisa bagi negara kita.Karena jika bus - bus diperbolehkan masuk ke daerah malioboro,tentunya banyak yang sembarangan menurunkan penumpangnya di sembarang tempat.Sehingga menyebabkan kemacetan di sekitar malioboro dan juga tentunya menyebabkan polusi dari asap bus tersebut.Untuk pengguna kendaraan pribadi dapat memarkir kendaraannya di dekat area malioboro.Jika pejalan kaki malas untuk berjalan,maka Pemerintah daerah dapat memanfaatkan fasilitas dokar atau becak untuk mengantar pengunjung Malioboro hingga ke tempat parkir kendaraannya atau menuju ke halte trans jogja atau ke halte bus umum.Tentunya ditambah juga dengan penanaman banyak pohon hijau di area Malioboro,dengan itu kita dapat meminimalisir efek dari global warming.Trotoar bagi pejalan kaki juga harus diperbanyak,demi menjamin kenyamanan bagi pejalan kai selama berbelanja.Tentunya dengan penutupan Malioboro sebagai jalan umum,akan menyebabkan kemacetan.Namun Pemerintah daerah dapat mengalihkan kendaraan ke jalur jalur alternatif di sekitar Malioboro.
Terima kasih atas kesempatan yang telah Bapak berikan..
Wassalammualaikum Wr.Wb
Assalamualaikum Wr.Wb
#Pendapat saya tentang penutupan Pintu UGM
Sesuai opsi yang ada, saya memilih pilihan B karena paling memiliki dampak negatif paling sedikit.
Kalo pintu ditutup 24 jam, maka akan membuat kesulitan bagi mahasiswa yang hendak kuliah karena harus memutar jauh.
Kalau dibuka 24 jam, maka jalan di UGM hanya akan jadi jalan pintas bagi pengguna jalan dan akibatnya di lingkungan UGM menjadi padat dan tidak nyaman.
Dengan pertimbangan itulah saya memilih opsi B “Pintu dibuka pada jam kerja, sedangkan di luar jam kerja (hari libur dan malam hari) pintu ditutup (kecuali bundaran UGM)”
Saat ini sudah berlaku penutupan jalan di beberapa pintu UGM terutama sekitar gedung GSP. Dari pelaksaan yang sudah ada, saya ingin berpendapat agar pintu di sebelah utara Masjid Kampus UGM dibuka. Mengapa? Karena menurut saya Masjid Kampus tersebut juga bagian dari fasilitas umum yang bisa digunakan oleh orang banyak. Tapi dengan ditutupnya pintu di sebelah Utara Masjid tersebut membuat orang yang hendak pergi ke Masjid harus memutar dan masuk lewat Bunderan UGM. Hal tersebut cukup merepotkan.
#Menanggapi tentang “Jika diberlakukan aturan: “melewati portal UGM harus memakai karcis/pengenal”,
Saya memilih “ selain warga UGM harus membayar karcis parkir, sedangkan bagi warga UGM gratis” karena itu paling baik diantara yang lain. Sewajarnya mahasiswa dapat masuk secara gratis, sedangkan untuk umum harus membayar. Saya rasa Alasan lainnya tidak jauh berbeda dengan teman2 diatas.
Tapi ketika sistem ini diberlakukan, akan ada beberapa masalah yang muncul yaitu
1. Kesulitan membedakan mana yang warga UGM dan yang bukan.
hal ini bisa diatasi dengan kepemilikan kartu identitas (kartu pass,stiker,dll). Tapi hendaknya identitas tersebut punya masa berlaku, karena jika tidak ada masa berlakunya, bisa saja yang bukan mahasiswa (alumni) tetap bisa keluar masuk secara bebas.
2. Kemacetan di pintu pemeriksaan (portal).
Terjadi karena adanya proses pemeriksaan (mahasiswa) ataupun pembayaran (umum). Hal ini sulit diatasi, dan sudah sewajarnya terjadi
3. Uang hasil pembayaran tersebut harus benar2 dikelola dengan baik dan digunakan untuk perbaikan fasilitas.
#Menanggapi tentang penutupan Jalan Malioboro bagi kendaraan bermotor, saya sangat setuju sekali. Hal ini bisa membuat pengunjung merasa nyaman dan enak. Sedang bagi pejalan kaki juga memiliki wilayah yang luas untuk jalan kaki (karena saat ini wilayahnya menjadi lahan parkir). Untuk alasan lainnya tidak jauh berbeda dengan teman2 yang lain. Hanya saja jika sistem ini diberlakukan maka:
1. Harus disediakan lahan parkir yang besar untuk tempat parkir pengunjung (yang membawa kendaraan) yang terletak di luar wilayah jalan malioboro. Kalau tidak disediakan lahan khusus, akan terjadi kesemrawutan di wilayah yang lain. Misalnya saja, orang akan parkir sembarangan di pinggir jalan.
2. Kemacetan akan berpindah yaitu yang awalnya di jalan Malioboro, pindah ke wilayah tempat parkir yang disediakan.
3. Orang2 akan merasa malas ke Malioboro karena harus berjalan jauh.
Hal ini bisa diatasi dengan adanya angkutan umum, persewaan sepeda. Menurut saya alangkah baiknya jika bisa memberdayakan becak sebagai angkutan umum yang utama. Selain dapat memberi penghasilan bagi penarik becak, dapat mengurangi polusi, juga dapat menjadi wisata budaya tersendiri.
Saya sangat tertarik untuk membahas masalah transportasi mengingat semakin parahnya kondisi transportasi di Indonesia terutama Yogya. Demikian tanggapan dari saya, banyak kekurangannya.
AFK (afk_4790@yahoo.co.id)
Wassalamualaikum Wr.Wb
salam SEMANGAT!!
perkenalkan saya Khusni Mustaqim mahasiswa Psikologi perkenankan saya untuk berkomentar
1. Bagaimana pendapat anda mengenai penutupan pintu di UGM (mohon dapat memberikan uraian penjelasan mengenai pilihan anda) ?
b. Pintu dibuka pada jam kerja, sedangkan di luar jam kerja (hari libur dan malam hari) pintu ditutup (kecuali bundaran UGM)
karena saya pikir penutupan pintu di jam kerja justru akan menciptakan kemacetan di portal
2. Jika diberlakukan aturan: “melewati portal UGM harus memakai karcis/pengenal”, maka sebaiknya:
c. walaupun diberi karcis, tetapi tetap gratis bagi semuanya, baik warga maupun non warga UGM
saya pikir dengan adanya portal sendiri telah menciptakan “tembok psikologis” dan orang2 yang memang hanya ingin sekedar lalu lalang akan mengurungkan niatnya. Hal ini bisa dilihat sendiri di kluster humaniora.
Assalamualaikum…
Pak Munawar,
Bagaimana menganalisa bundaran bersinyal dengan empat kaki, serta major road dan minor road.
Tolong dijawab di email saya aja.
Terima Masih,
Wassalam,
Yuni